Friday, April 17, 2015

Napaktilas Legenda - Perjumpaan Kedua dengan Sang Nomor Punggung #2

 
Cak Yudha, Barry, dan Van Joel (SJC) bersama Mat Halil. 14/12/2014

Mat Halil. Pagi itu hari Minggu, 14 Desember 2014, untuk kedua kalinya kami ngeluruk dan mampir ke lapangan El-Faza untuk menjumpai abah. Hanya sekedar penyegaran ringan, silahturahim dan dengan persiapan yang lebih matang untuk memperoleh goresan tanda tangan di beberapa jersey Persebaya kami.

Setelah beberapa saat lalu kami mampir dan membawa jersey pra-dualisme Persebaya (sebagaimana telah kami bahas di artikel yang lalu), kali ini kami datang dengan beberapa jersey pasca dualisme, atau sebut sajalah Persebaya 1927. Setelah banyak cerita yang beliau bagi kepada kami waktu itu, semakin menegaskan bahwa abah Halil ialah seorang loyalis sejati, yang menjadikan sepakbola sebagai sesuatu yang dicintainya melebihi uang maupun materi, seseorang yang bermain dari dan dengan hati, dan seorang yang sangat pantas untuk menjadi panutan generasi muda. Pantas pula kami merasa beruntung mendapatkan beberapa "coretan" beliau diatas koleksi kami.

Matursuwun abah Halil atas waktunya, ojok bosen-bosen njih bah! Karena kami yakin kunjungan itu bukanlah yang terakhir kalinya :) Apresiasi untuk legenda kami! S1nyal WANI !!! -SJC-

Tuesday, April 7, 2015

SJC di World Soccer Suzana FM

Minggu 5 April 2015, SJC mendapat undangan dari Suzana 91.3 FM Surabaya, di program on-air World Soccer bersama bung Sandy Irawan. Bertepatan dengannya kami melakukan sosialisasi tentang Blog SJC dan juga beberapa kegiatan kami beserta rencana event kedepan. Kurang lebih 1,5 jam perbincangan santai tentang SJC dan sepak bola pada umumnya. Semoga dapat menjadi sebuah langkah positif bagi kami untuk terus berkarya dan bersumbangsih melalui media jersey.

Ki-Ka: Agostino Nesta, Van Joel, Yudha Mustopo (SJC).

Ki-Ka: Wan Irawan, Van Joel, Yudha Mustopo (SJC).

Duo Irawan. Cak Irawan (SJC) bersama Bung Sandy "Gibol" Irawan.
-SJC-

Wednesday, April 1, 2015

Napaktilas Legenda - Uston Nawawi

Uston Nawawi menandatangani salah satu jersey koleksi kami. Matchworn #9
15 November 2014 yang lalu. Singkat cerita, ketika event Starball diadakan di Surabaya, mengundang dua eks pemain sekaligus legenda Real Madrid: F. Morientes dan M. Salgado, kami juga turut hadir di stadion Gelora Bung Tomo untuk melihat secara langsung partai eksebisi yang diikuti para pemain dan legenda bola tanah air lainnya itu. Sebut saja ada M. Taufiq, Andik Vermansyah, Bejo Sugiantoro, dan banyak pemain lain selain tentunya Salgado dan Morientes. Tapi saat itu fokus dan tujuan kami jelas, alih-alih kepada duo pemain Internasional, malah kami ngeluruk cak Uston Nawawi! Sang legenda cap Suroboyo! Dan ya, sukses, jersey matchworn  beliau kami lambaikan dari kejauhan, beliau merespon dengan mempersilahkan kami merapat ke area ruang ganti. Dan tanpa panjang lebar, tujuan hari itupun terlaksana! :) #SjcWaniMetu -SJC-

Tuesday, March 31, 2015

Jumpa Cak Aulia di Bantul Jogja


Aulia Ardli menandatangani koleksi SJC
Siang hari 18 Maret 2015 yang lalu, setelah pewacanaan yang sudah cukup lama, akhirnya dapat terealisasi juga. Terima kasih kepada seorang sahabat kami cak Adit di Jogja yang telah menyempatkan diri untuk bersilahturahmi sekaligus menandatangankan salah satu jersey koleksi kami, jersey Persebaya yang pernah dikenakan Aulia Ardli ketika melawan tim dari English Premier League, Queens Park Ranger, di stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, 23 Juli 2012. Pada pertandingan tersebut Aulia Ardli masuk lapangan menggantikan Mario Karlovic di menit 83' dan masih cukup jelas terdeteksi bekas noda permainan pada jersey tersebut (meskipun telah dicuci). Sebuah koleksi yang menarik.

Cak Adit bersama Aulia Ardli
Di Mes Persiba Bantul (team yang dibelanya sekarang), Aulia Ardli dengan ramah menyambut, dan sempat bertanya bagaimana proses mendapatkan jersey tersebut, yang lantas dijawab singkat oleh cak Adit bahwa ada sebuah komunitas di Surabaya bernama SJC yang memiliki beberapa koleksi jersey (khususnya) Persebaya. Cak Aulia pun masih ingat betul bahwa seusai pertandingan ia memang memberikan jersey yang dikenakannya kepada kawan suporter yang entah bagaimana prosesnya akhirnya bisa menjadi inventaris kami sekarang. 

Perjumpaan siang itu berlangsung singkat, Aulia Ardli yang akan melakoni laga uji coba pada sore harinya membubuhkan tanda tangannya dan menyempatkan diri berfoto bersama cak Adit sebelum melanjutkan istirahat siangnya.

Makin bernilailah satu koleksi kami setelah 'dilegalisir' secara langsung oleh sang empunya. Semoga sukses selalu cak Aulia Ardli, salam dari kami kawan-kawan Surabaya Jersey Community! #SjcWaniMetu

Beberapa cuplikan pada saat Aulia Ardli bermain melawan QPR
-SJC-

Wednesday, March 11, 2015

Napaktilas Legenda - Jersey "KANSAS" Punya Cerita

Persebaya saat menjuarai Liga Kansas musim 1996/97
Musim 1996/97 menjadi musim yang selayaknya tak akan pernah dilupakan para suporter Persebaya, dimana pada musim tersebut (Liga KANSAS), Persebaya menjadi juara setelah mengalahkan Bandung Raya dengan sor 3-1. Dari tiga lesakan gol tersebut mencuat, yaitu Jacksen F. Tiago #18 (dua gol) dan Reinold Pieterz #7.

Kami, melalui usaha pencarian yang terbilang cukup luar biasa, mampu turut melestarikan warisan Persebaya yang sangat bernilai, yaitu jersey KANSAS Persebaya 1996/97 bernomor #13 (siapa pemilik nomer tersebut masih dalam proses pencarian data). SJC, dalam dua kesempatan yang terpisah juga berhasil menemui secara langsung dua legenda pencetak gol di final tersebut, om Jacksen dan om Reinold.

Yudha&Said (SJC) bersama om Jacksen
Pada kesempatan pertama di pertengahan 2014 apabila kami tidak salah mengingat, perjumpaan singkat terjadi dengan om Jacksen dimana beliau sempat membubuhkan tanda tangan pada koleksi kami dan juga sedikit berbincang tentang bagaimana asal muasal kami mendapatkan jersey tersebut. Tentunya masih lekat di ingatan kita bagaimana kedigdayaan Jacksen F Tiago dalam mencetak gol-golnya hingga mencapai tahap juara pada saat itu. Ia pula merupakan top scorer Liga KANSAS dan merupakan salah satu striker tersubur dan paling ditakuti dalam sejarah di Liga Indonesia sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 (Setelah Penyatuan Perserikatan dan Galatama).

Pada Kesempatan berikutnya, tepatnya tertanggal 8 Maret 2015 lalu, kami menjumpai om Reinold Pietersz. Kali ini kami berbincang cukup panjang dan tak kurang dari 30 menit kami bercengkerama mengenang kembali era kejayaan yang pernah dirasakannya dan pun pernah kami saksikan. Kami sempat mencatat sejenak perbincangan hangat tersebut, sbb:

Om Reinold menandatangani jersey KANSAS | Barry & Yudha (SJC) bersama Reinold Pietersz

SJC: Bagaimana rasanya menjadi bagian dalam skuad juara Persebaya 1996/97?
RP#7: Jangankan masuk tim utama Persebaya, ikut seleksi saja saya sudah bangga bukan main, apalagi bisa bermain di tim utama dan turut mencetak gol di final untuk membawa Persebaya juara waktu itu.

SJC: Masih ingat dimana sekarang jersey Kansas om Reinold?
RP#7: Saya sudah tidak pegang jersey itu lagi. Saya ingat seorang keluarga di Maluku sana memintanya untuk disimpan. Saya memang selalu kasih aja kalau ada keluarga atau kawan yang minta jersey saya. Saya lebih suka menyimpan foto-foto semasa saya bermain sebagai kenangan.

SJC: Apa tanggapan om Reinold terhadap kondisi Persebaya sekarang?
RP#7: Sudah lihat kondisi mes sekarang?! memprihatinkan, piala-piala masih terpajang tapi sekarang kondisi Persebaya seperti ini.

SJC: Pertandingan apa yang paling menakutkan?
RP#7: Pertandingan away melawan PSM Makassar. Ketika itu nyawa taruhannya, para suporternya sudah berjubel sampai masuk ke sekitar pinggir garis lapangan. Waktu itu saya setelah melakukan sliding atau terjatuh hingga ke pinggir lapangan, langsung bergegas bangun, karena sudah sangat dekat jaraknya dengan supoter yang tak henti melakukan teror. Sama halnya dengan sewaktu di Malang (melawan Arema) dimana kami masuk ke lapangan menggunakan mobil baja milik polisi, begitu pula saat keluar. Tapi justru itulah yang mengasah mental juara kami.

SJC: Siapa Rekan di Persebaya yang paling anda kagumi?
RP#7: Jacksen tentunya, kami masih kontak bahkan hingga sekarang. Visi permainan kami sudah seperti menyatu, bahkan mungkin lebih dari 50% gol dia itu saya yang kasih umpan. Kadang saya tidak perlu lihat, saya sudah tau dimana posisi Jacksen berada. Oleh karena itu sering saya tekankan ke pemain muda yang saya latih, sepakbola selain teknik juga perlu feeling, perlu perasaan dalam bermain. Dan visi bermain, kekompakan tim akan terbangun apabila kita kompak di dalam maupun luar lapangan.

Beberapa pertanyaan terakhir kepada om Reinold kami rangkum dalam format video. Bertepatan pula dengan peringatan 3 tahun tragedi Lamongan 2012 yang jatuh pada tanggal 10 Maret, kami SJC turut mendedikasikan video ini untuk kawan-kawan yang menjadi korban. Salam Satu Nyali, Dulur!! -SJC-

Tuesday, March 10, 2015

Napaktilas Legenda - Galeri Foto Bersama Jersey Bersejarah

Beberapa waktu lalu, tidak begitu ingat kapan tepatnya, dulur-dulur SJC bersilahturahmi ke para legenda Persebaya bertepatan dengan kegiatan futsal rutin mereka. Kami membawa jersey away legendaris era Liga Perserikatan (antara musim 1990-1993). Beruntung kami bertemu dengan 3 orang pesepakbola legendaris Surabaya, diantaranya om Maura Helly, cak Agus Salim, dan cak Zainal Suripto. Dengan ramah beliau-beliau menandatangani bahkan cukup terkejut bagaimana kami masih bisa mendapatkan salah satu jersey iconic yang pernah mereka kenakan dan kami percayai sebagai jersey matchworn milik cak Agus Salim. Berikut galeri foto ramah tamah kami dengan mereka:

Cak Agus Salim membubuhan tanda tangannya | Cak Yudha (SJC) berfoto bersama

Om Maura Helly membubuhan tanda tangannya | Cak Bajoel (SJC) berfoto bersama

Cak Zainal Suripto membubuhan tanda tangannya | Cak Yudha (SJC) berfoto bersama
-SJC-

Monday, March 9, 2015

Irawan - Dari Tarkam di Surabaya Menuju Prestasi Tingkat Dunia

Matchworn A. Irawan - Homeless World Cup 2012.
Adik Mardina Irawan. Nama yang mungkin masih asing di telinga para pecinta sepakbola tanah air. Tidak mengherankan, dikarenakan ia hanya seorang anak muda asal Surabaya yang mencintai sepakbola, tanpa pengalaman tanding bertaraf nasional, apalagi Internasional.

Ia merupakan salah seorang bekas murid sekolah sepak bola El Faza milik legenda Persebaya, Mat Halil. Seringkali ia hanya terlibat dalam pertandingan sepakbola antar kampung (tarkam) di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Tidak ada yang istimewa.

Namun siapa sangka, dari ketekunannya berlatih sepak bola dan kecintaannya terhadap permainan ini, mampu membawanya  menembus lolos seleksi yang diadakan oleh Rumah Cemara untuk mewakili Indonesia berkompetisi di Homeless World Cup 2012 di Mexico City. Sebuah kejuaraan street soccer bertaraf International untuk warga miskin kota, mantan pecandu narkoba, OHDA, dan kaum marjinal lainnya secara general.

Timnas Indonesia yang berlaga di Homeless World Cup 2012, Mexico City.
Lebih luar biasanya, pemuda kelahiran 1991 yang akrab dipanggil Wawan ini memperoleh kehormatan untuk menyandang jersey dengan nomer punggung 10, yang sering disebut sebagai nomer "keramat" dalam sepakbola. Sangat pantas mengingat skill dan visi permainannya memang bisa dikatakan diatas rata-rata pemain seusianya. Wawan pantas berbangga bahwa ia mampu mengharumkan nama Indonesia melalui sepak bola sebagai atribut perjuangan kaum marjinal hingga mampu menyabet peringkat ke-4 pada kejuaraan tersebut. Sebuah prestasi istimewa dan belum bisa disamai oleh timnas Indonesia di HWC tahun-tahun sebelum dan sesudahnya.

Irawan saat menandatangani jersey HWC 2012 miliknya
Begitu pula dengan SJC yang pantas berbangga untuk mendapat kehormatan mengoleksi jersey matchworn miliknya (juga telah ditandatangani) yang dipakai selama berlaga di Homeless World Cup 2012, Mexico City.

Benar-benar merupakan memorabilia bersejarah. Matursuwun cak Wawan! Anda luar biasa! -SJC-

Artikel penunjang, klik link berikut di: The Jakarta Post & detik.com