Solo, Jawa Tengah. Catatan seru seorang kawan SJC, cak Adit Sylvandinata yang beberapa waktu lalu sempat bercengerama dengan seorang legenda sepak bola Tanah Air yang kini merumput bersama Persiba Balikpapan, Bima Sakti. Sebagai seorang asli kelahiran Balikpapan (namun kini berdomisili di Yogyakarta untuk menempuh pendidikan pasca-sarjana), ia tentu tak ingin melewatkan kesempatan jumpa idola yang membela tim kampung halamannya tersebut. Tepat momen ketika Persiba Balikpapan bertandang ke markas Persija (yang sementara ini bertempat di Solo), cak Adit sudah bikin janji eksklusif berjumpa bang Bima, sekaligus menjemput oleh-oleh super keren berupa dua buah jersey match worn Persiba Balikpapan milik Bima Sakti bernomor punggung 11, lengkap dengan pembubuhan tanda tangan yang diberikan langsung kepadanya. Diawali dengan beberapa kali perjumpaan di Masjid kisaran kediamannya di Balikpapan ketika ia mudik, dilanjutkan dengan saling berkontak via ponsel, singkat cerita ia menjumpai bang Bima di salah satu hotel di Solo, tempat punggawa Persiba Balikpapan menginap. Perbincangan hangat dan tanpa sekatpun tersaji. Berikut petikan singkatnya:
AS: Bang Bima, bagaimana kegiatan persepakbolaannya akhir-akhir ini?
BS: Tetap bersemangat, seperti sewaktu muda, hahaha...! Persiba melakukan progres bagus dalam pembangunan tim maupun infrastruktur.
AS: Bang Bima kan dikenal sebagai sosok legenda bola Tanah Air, dan sudah begitu malang melintang di dalamnya, dan bisa dibilang sudah sangat senior, bagaimana bang Bima bisa mempertahankan form semacam ini hingga sekarang masih aktif bermain?
BS: Saya sebetulnya sudah merencanakan pensiun di musim ini. Namun ada beberapa hal yang menyebabkan saya menunda itu. Salah satunya adalah untuk menyemangati putra-putra asli Balikpapan agar memiliki kebanggan. Bahwa saya asli kelahiran Balikpapan dan mampu bermain di Timnas, dan tetap mampu bermain hingga sekarang apabila kita memiliki semangat yang sungguh-sungguh. Semoga keputusan menunda ini (rencana pensiun) dapat menginspirasi kawan-kawan muda di Balikpapan, maupun Indonesia umumnya. Yang jelas saya masih mencintai permainan ini, dan sekarang jabatan saya di Persiba ialah sebagai pemain sekaligus asisten kepelatihan. Tentu saya akan memantapkan diri untuk mengabdi di persepakbolaan Nasional, Balikpapan terkhusus dan saya berencana untuk pensiun di tim ini.
AS: Lalu langkah apa saja yang bang Bima lakukan untuk pengembangan talenta lokal?
BS: Kini saya memiliki proyek jangka panjang, dan saya bersama beberapa rekan telah mendirikan sekolah sepak bola Tiga Naga di Pekanbaru, daerah asal istri saya. Tujuannya jelas untuk meningkatkan potensi pemain muda di sana. Dan Alhamdulillah sekarang kami telah memiliki lapangan sendiri yang dilengkapi dengan penerangan. Bahkan beberapa waktu yang lalu lapangan tersebut sempat digunakan untuk berbagai kompetisi termasuk turnamen U-13 se-Indonesia. Bagi saya pengembangan talenta harus dilakukan secara merata, di seluruh Indonesia.
AS: Sebelumnya terima kasih banyak bang atas pemberian jersey milik bang Bima ini, luar biasa!
BS: Sama-sama, saya senang berbagi mengenai sepak bola, terutama dengan sesama putra daerah, sesama Jamaah pula.
AS: Kendala apa sih yang dialami dalam usaha kemajuan sepak bola di Balikpapan?
BS: Beda dengan Jawa mas, hehehe...! Di sana supporter sudah mulai malu kalau masuk secara gratis atau bobol dan manjat stadion. Itulah mentalitas yang harus terus diperjuangkan. Dimana supporter sangat amat penting bagi kemajuan sebuah tim. Selain itu perkembangan kota yang begitu hiruk-pikuk terhadap perindustrian tak lantas sejalan dengan perkembangan olahraganya. Kita punya potensi, kita punya sumber daya, kita punya modal bagus untuk kemajuan. Tapi yang terpenting tetap kemauan. Bagaimana pemerintah dan insan sepakbola daerah bisa sejalan dalam mencapai prestasi. Tapi sekarang perjuangan sudah mulai konkrit, terutama dengan dibangunnya stadion homebase Persiba Balikpapan bertaraf Internasional, yang sekarang sudah 75% rampung. Mohon doa dan dukungannya, InsyaAllah kita akan bisa berprestasi kedepannya.
AS: Ini yang seru sekarang bang, apakah bang Bima punya koleksi jersey?
BS: Iya saya punya beberapa, dan beberapa diantaranya sudah saya hibahkan ke keluarga, kawan, maupun pecinta bola seperti mas Adit ini.
Kolase foto ketika Bima Sakti bertukar jersey dengan Polo Maldini. |
AS: Ada yang paling berkesan bang?
BS: Kebanyakan koleksi saya dapatkan setelah pertandingan, dengan bertukar jersey dengan pemain lain. Namun tentu yang paling berkesan bagi saya ialah jersey Paolo Maldini, ketika saya melakukan pertandingan persahabatan melawan Milan Glory, itu luar biasa rasanya.
AS: Terima kasih banyak atas waktunya bang Bima, dapat salam juga dari kawan-kawan Surabaya Jersey Community di Surabaya. Semoga sukses dalam karir dan perjuangan memajukan persepakbolaan Balikpapan khususnya dan Indonesia pada umumnya.
BS: Sama-sama mas Adit, sukses juga buat mas Adit dan salam juga bagi rekan-rekan di Surabaya!
Terima kasih terkhusus kepada kawan SJC, Aditya Sylvandinata, yang setelah beberapa waktu lalu sempat ngeluruk mess Persiba Bantul untuk 'berkorespon-jersey' denga Aulia Ardli, dan kini menyampaikan salam #WaniMetu kami sekaligus diijinkan 'ngintip' keseruan perbincangannya dengan seorang legenda sepak bola Indonesia, Bima Sakti. Selamat juga telah mendapat hibahan jimat maut dari empunya jersey langsung! :) -bjw/sjc-