Saturday, December 31, 2016

Suroboyo 2nd Jersey Gathering 2016


Cafe Mart Point, Surabaya. Semalam akhirnya usai sudah rangkaian event Suroboyo 2nd Jersey Gathering 2016. Event yang digagas dan diselenggarakan oleh Surabaya Jersey Community dalam rangka mengakomodir dan memberi wadah berkumpul kepada para pecinta dan kolektor jersey dan memorabilia sepak bola terkhusus di Surabaya. Acara dimulai kisaran 17.30 dan berlanjut hingga usai pada 21.00 WIB. Tak kurang dari 40 pecinta dan kolektor memorabilia sepakbola khususnya jersey bercengkerama dan berbaur menjadi satu pada event kemarin. Beberapa pembicara perwakilan dari SJC seperti Surya Wijaya, Muhammad Agus Wijaya dan Zainul Musthofa (juga selaku pemandu acara) turut membeberkan materi dengan platform bedah jersey dan konsep-konsep jersey terkini. 

M. Agus Wijaya, sesi bedah jersey.
Surabaya Jersey Community seperti sebelumnya, selalu berusaha memberikan penyegaran-penyegaran dalam definisi koleksi memorabilia. Selain edukasi pemahaman dasar mengenai varian jersey, kami senantiasa berusaha menjadi pioner untuk lebih mengenalkan perkembangan terkini dalam bidang terkait. Setelah kami sempat membeberkan beberapa pemikiran generasi pertama (1.0) melalui Jerseypedia yang mengupas perbedaan dasar antara uniform, shirt, dan jersey, kami lantas mengembangkannya menjadi lebih spesifik pada pemikiran generasi kedua (2.0) melalui Jersey4Life yang mengklasifikasikan 4 aspek dasar sesuai perkembangannya yang terkadung dalam sebuah jersey. Baca juga artikel: Semboyan dan Ideologi. Yang termutakhir dan layak dicermati, kemarin disampaikan oleh rekan Zainul Musthofa, kami menelurkan ide generasi ketiga (3.0). Dimana pada dasarnya dinamika bidang koleksi ini tidak hanya sebatas material, namun melampaui material. Jersey dan memorabilia kini tidak hanya dianggap sebagai sekadar instrumen atau alat, namun telah menyentuh sisi spiritual para pecintanya. Dijelaskan oleh Cak Zainul, terbukti dari selembar jersey koleksi mampu mengoneksikan antara satu pecinta ke pecinta lainnya secara emosional, bahkan tak jarang bermula dari koleksi dapat tercipta hubungan kekerabatan, kekeluargaan hingga menjadi komunitas yang bertumbuh kembang melampaui fungsi dan hakikat awalnya.

Esensi yang gradual, dari sekadar instrumen tim, berkembang menjadi sarana silaturahmi di kalangan pegiatnya. Keindahan ini tentu terjaga dalam sebuah kerangka utama, yakni sejarah. Nilai sentimentil sebuah memorabilia dianggap, atau terbukti begitu kuatnya merasuki para pecintanya. Nilai-nilai inilah yang kemarin begitu lekat terasa dalam Suroboyo 2nd Jersey Gathering 2016. Bagian terbaik belum usai dulur! Para bintang tamu yang dijanjikanpun memenuhi "panggilan tugas" kami untuk hadir dan menjadi narasumber. Trio legenda persepakbolaan Surabaya: Bejo Sugiantoro, Anang Ma'ruf, dan Mat Halil turut merapat. Tak perlu dipertanyakan lagi kebanggaan apa saja yang telah dipersembahkan ketiganya oleh seluruh insan pecinta sepak bola di Surabaya maupun Nasional. "Apa kabar Cak Bejo, Cak Anang, dan Cak Halil?! Apa saja kegiatannya akhir-akhir ini?" Cak Zainul membuka sesi akhir. "Kami semua sekarang bekerja di Dispora dan tetap berkecimpung di sepak bola, ada yang melatih, bahkan Mat Halil masih aktif bermain" Cak Bejo mewakili.

Trio legenda sepak bola Surabaya.
Sesi dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan menarik, seru dan disambung dengan jawaban-jawaban jenaka para narasumber yang seringkali disambut dengan gelak tawa para peserta gathering. Ketiga narasumber bergantian memberikan opini mulai dari jersey apa yang masih dimiliki oleh mereka bertiga, hingga kondisi persepakbolaan Indonesia, dan bagaimana kualitas pemain muda Surabaya sekarang. "Saya masih pegang 3 jersey yang saya jaga betul-betul, satu jersey timnas ketika pertama kali saya bergabung di Sea Games, dan 2 jersey ketika saya membawa Persebaya juara Ligina 1997 dan 2004. Bukan saya tidak mau menghibahkan ke kawan-kawan, namun jersey-jersey itu sebagai kenangan dan bukti kepada keluarga dan anak-anak saya, bahwa saya pernah menjadi bagian penting dari nama besar Persebaya Surabaya dan Tim Nasional. Itu simbol kebanggan saya sebagai Arek Suroboyo" lanjut kapten Persebaya Surabaya ketika menjuarai Ligina 2004 tersebut. Dilanjutkan dengan pertanyaan apakah ketiganya pernah punya pengalaman dikerubungi penonton setelah pertandingan untuk meminta jersey mereka. "Pernah satu kali ketika final 2004 leg pertama di SUGBK, jangankan sudah selesai pertandingan, sebelum usai penonton sudah masuk lapangan untuk minta jersey saya, apesnya saya berada di sisi lapangan yang jauh dari pintu ruang ganti, dan yang ngerubung saya sak-kampung mas, mau lari secepat apapun ya gak bisa, jadi saya pasrah aja mas" kenang Cak Anang Ma'ruf disambung dengan tawa dan tepuk tangan peserta.

Para Legenda bersama jersey kebesarannya.

Anang Ma'ruf dan Bejo Sugiantoro.
Ketika ditanya panjang lebar mengenai kualitas pemain muda, ketiganya dengan kompak mengamini bahwa pemain muda kini memiliki skill dan pemahaman teknis yang baik, namun sayangnya tidak diimbangi dengan kemauan yang keras untuk perkembangan permainannya dan juga lemah dalam organisasi tim. Itulah yang menurut ketiganya seringkali dijumpai pemain muda yang akhirnya gagal berkembang meskipun berada pada usia keemasan. "Semuanya serba instan, skill bagus tapi tidak keras berlatih. Untuk menjadi pemain besar dibutuhkan kesiapan dan kematangan mental, fisik, dan teknik. Yang kesemuanya itu didapatkan dari kerasnya berlatih dan tempaan di kompetisi sesungguhnya" Cak Bejo menjabarkan yang lantas diamini oleh juniornya ketika di Persebaya Surabaya, Mat Halil. "Sekarang pemain-pemain muda harus diobrak dulu baru mau latihan. Saya ingat jaman saya kecil untuk beli sepatu saja susah. Ayah saya bilang kalau mau dapat sepatu ya harus banyak berlari dan rajin latihan. Itu yang tertanam di benak saya hingga kini saya disiplin berlatih dan berlatih" Imbuh Cak Halil. Seluruh narasumber-pun kini masih berdedikasi di kegiatan persepakbolaan dan berusaha menularkan spirit dan pengalaman mereka kepada para pemain muda binaannya. Hal ini diakui mereka sebagai bentuk kecintaan terhadap sepak bola, khususnya sebagai bentuk sumbangsih mereka terhadap Surabaya. Kita doakan bersama lur, apa yang menjadi cita-cita luhur para legenda ini dapat terwujud dan mengembalikan era kejayaan sepak bola Surabaya yang dapat dibanggakan oleh masyarakatnya.

Para peserta gathering berfoto bersama para legenda.

Mat Halil saat sesi meet and greet.
Tak cukup rasanya menggambarkan bagaimana keseruan Suroboyo 2nd Jersey Gathering 2016 kemarin. Acara diakhiri dengan sesi meet and greet bersama para legenda, dimana para peserta dipersilahkan meminta tanda tangan dan berfoto bersama. Lebih lengkap lagi karena ada seorang legenda Persebaya Surabaya yang menyusul bergabung, om Reinold "Koko" Pieters. Sebagai penutupan, ritual wajib yakni berfoto bersama seluruh peserta dilakukan, dan gathering di penghujung 2016 kami-pun resmi berakhir. Sampai jumpa di kegiatan Surabaya Jersey Community selanjutnya. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh peserta dan undangan yang menyempatkan diri untuk hadir dan tak ketinggalan pula terima kasih sebesar-besarnya terhadap para pihak sponsor dan rekanan media dan komunitas yang turut mendukung terselenggaranya event ini. Tetap update berita-berita kami di laman Facebook Surabaya Jersey Community maupun via Instagram @sjcsurabaya. #WaniMetu -bjw/sjc-

Monday, November 28, 2016

Berkorespon-jersey Bersama Bima Sakti

Solo, Jawa Tengah. Catatan seru seorang kawan SJC, cak Adit Sylvandinata yang beberapa waktu lalu sempat bercengerama dengan seorang legenda sepak bola Tanah Air yang kini merumput bersama Persiba Balikpapan, Bima Sakti. Sebagai seorang asli kelahiran Balikpapan (namun kini berdomisili di Yogyakarta untuk menempuh pendidikan pasca-sarjana), ia tentu tak ingin melewatkan kesempatan jumpa idola yang membela tim kampung halamannya tersebut. Tepat momen ketika Persiba Balikpapan bertandang ke markas Persija (yang sementara ini bertempat di Solo), cak Adit sudah bikin janji eksklusif berjumpa bang Bima, sekaligus menjemput oleh-oleh super keren berupa dua buah jersey match worn Persiba Balikpapan milik Bima Sakti bernomor punggung 11, lengkap dengan pembubuhan tanda tangan yang diberikan langsung kepadanya. Diawali dengan beberapa kali perjumpaan di Masjid kisaran kediamannya di Balikpapan ketika ia mudik, dilanjutkan dengan saling berkontak via ponsel, singkat cerita ia menjumpai bang Bima di salah satu hotel di Solo, tempat punggawa Persiba Balikpapan menginap. Perbincangan hangat dan tanpa sekatpun tersaji. Berikut petikan singkatnya:

AS: Bang Bima, bagaimana kegiatan persepakbolaannya akhir-akhir ini?
BS: Tetap bersemangat, seperti sewaktu muda, hahaha...! Persiba melakukan progres bagus dalam pembangunan tim maupun infrastruktur.

AS: Bang Bima kan dikenal sebagai sosok legenda bola Tanah Air, dan sudah begitu malang melintang di dalamnya, dan bisa dibilang sudah sangat senior, bagaimana bang Bima bisa mempertahankan form semacam ini hingga sekarang masih aktif bermain?
BS: Saya sebetulnya sudah merencanakan pensiun di musim ini. Namun ada beberapa hal yang menyebabkan saya menunda itu. Salah satunya adalah untuk menyemangati putra-putra asli Balikpapan agar memiliki kebanggan. Bahwa saya asli kelahiran Balikpapan dan mampu bermain di Timnas, dan tetap mampu bermain hingga sekarang apabila kita memiliki semangat yang sungguh-sungguh. Semoga keputusan menunda ini (rencana pensiun) dapat menginspirasi kawan-kawan muda di Balikpapan, maupun Indonesia umumnya. Yang jelas saya masih mencintai permainan ini, dan sekarang jabatan saya di Persiba ialah sebagai pemain sekaligus asisten kepelatihan. Tentu saya akan memantapkan diri untuk mengabdi di persepakbolaan Nasional, Balikpapan terkhusus dan saya berencana untuk pensiun di tim ini.

AS: Lalu langkah apa saja yang bang Bima lakukan untuk pengembangan talenta lokal?
BS: Kini saya memiliki proyek jangka panjang, dan saya bersama beberapa rekan telah mendirikan sekolah sepak bola Tiga Naga di Pekanbaru, daerah asal istri saya. Tujuannya jelas untuk meningkatkan potensi pemain muda di sana. Dan Alhamdulillah sekarang kami telah memiliki lapangan sendiri yang dilengkapi dengan penerangan. Bahkan beberapa waktu yang lalu lapangan tersebut sempat digunakan untuk berbagai kompetisi termasuk turnamen U-13 se-Indonesia. Bagi saya pengembangan talenta harus dilakukan secara merata, di seluruh Indonesia.

AS: Sebelumnya terima kasih banyak bang atas pemberian jersey milik bang Bima ini, luar biasa!
BS: Sama-sama, saya senang berbagi mengenai sepak bola, terutama dengan sesama putra daerah, sesama Jamaah pula.

AS: Kendala apa sih yang dialami dalam usaha kemajuan sepak bola di Balikpapan?
BS: Beda dengan Jawa mas, hehehe...! Di sana supporter sudah mulai malu kalau masuk secara gratis atau bobol dan manjat stadion. Itulah mentalitas yang harus terus diperjuangkan. Dimana supporter sangat amat penting bagi kemajuan sebuah tim. Selain itu perkembangan kota yang begitu hiruk-pikuk terhadap perindustrian tak lantas sejalan dengan perkembangan olahraganya. Kita punya potensi, kita punya sumber daya, kita punya modal bagus untuk kemajuan. Tapi yang terpenting tetap kemauan. Bagaimana pemerintah dan insan sepakbola daerah bisa sejalan dalam mencapai prestasi. Tapi sekarang perjuangan sudah mulai konkrit, terutama dengan dibangunnya stadion homebase Persiba Balikpapan bertaraf Internasional, yang sekarang sudah 75% rampung. Mohon doa dan dukungannya, InsyaAllah kita akan bisa berprestasi kedepannya.

AS: Ini yang seru sekarang bang, apakah bang Bima punya koleksi jersey?
BS: Iya saya punya beberapa, dan beberapa diantaranya sudah saya hibahkan ke keluarga, kawan, maupun pecinta bola seperti mas Adit ini.

Kolase foto ketika Bima Sakti bertukar jersey dengan Polo Maldini.

AS: Ada yang paling berkesan bang?
BS: Kebanyakan koleksi saya dapatkan setelah pertandingan, dengan bertukar  jersey dengan pemain lain. Namun tentu yang paling berkesan bagi saya ialah jersey Paolo Maldini, ketika saya melakukan pertandingan persahabatan melawan Milan Glory, itu luar biasa rasanya.

AS: Terima kasih banyak atas waktunya bang Bima, dapat salam juga dari kawan-kawan Surabaya Jersey Community di Surabaya. Semoga sukses dalam karir dan perjuangan memajukan persepakbolaan Balikpapan khususnya dan Indonesia pada umumnya.
BS: Sama-sama mas Adit, sukses juga buat mas Adit dan salam juga bagi rekan-rekan di Surabaya!


Terima kasih terkhusus kepada kawan SJC, Aditya Sylvandinata, yang setelah beberapa waktu lalu sempat ngeluruk mess Persiba Bantul untuk 'berkorespon-jersey' denga Aulia Ardli, dan kini menyampaikan salam #WaniMetu kami sekaligus diijinkan 'ngintip' keseruan perbincangannya dengan seorang legenda sepak bola Indonesia, Bima Sakti. Selamat juga telah mendapat hibahan jimat maut dari empunya jersey langsung! :) -bjw/sjc-

Saturday, October 8, 2016

Launching Official Kit Persebaya Surabaya 2016 by Allvane

Para pemain dan official tim Persebaya Surabaya berfoto bersama pada launching
official kit by Allvane pada 8 Oktober 2016 di Lapangan Karanggayam Surabaya.
Karanggayam, Surabaya. Kabar baik bagi kolektor dan pecinta jersey Nasional, terkhusus Surabaya. Hari ini telah dilaunching jersey resmi Persebaya Surabaya dengan appareal Allvane yang secara resmi menjadi sponsor kit tim kebanggan Arek-Arek Suroboyo tersebut. Menariknya Allvane didirikan oleh salah seorang member Surabaya Jersey Community, Muhamad Harryanto. Acara launching sendiri bertepatan dengan agenda uji coba Persebaya Surabaya melawan tim proyeksi Mojokerto Putra di Lapangan Persebaya Karanggayam. Hal ini tentu merupakan angin segar akan perkembangan appareal di Surabaya yang akan kami bahas panjang lebar di artikel berikutnya. Proficiat Allvane sebagai sponsor resmi Persebaya Surabaya. Makin berkembang dan menjadi kebanggan Suroboyo di kancah Nasional! #WaniMetu #BanggaApparealSurabaya -bjw/sjc-

Friday, September 2, 2016

Anjangsana 2016 Malang - Rekreatif Dan Produktif

Untuk kali kedua ke Malang sekaligus kali pertama di 2016, Minggu 28 Agustus kemarin kami ber-Anjangsana kembali. Pagi hari kisaran pukul delapan kami berkumpul bersama dan mengadakan briefing singkat mengenai tujuan utama kampanye ini tepat sebelum tret..tet..tet ke Malang. Kisaran tengah hari kami touchdown di kota tetangga. Kami segera disambut oleh beberapa kawan Komunitas Jersey Malang (KJM) yang turut pula tampak hadir kawan yang sangat familiar dengan kami, mas Tatok selaku ketua KJM. Agenda siang hari sebelum bal-balan kami berkumpul santai di salah satu tempat cangkruk di daerah Rajekwesi. Suasana kekeluargaan yang tanpa sekat sangat terasa, kami berbincang ngalor-ngidul dengan kawan-kawan KJM mengenai visi-misi dan rencana-rencana yang akan kami lakukan kedepannya. Beberapa agenda sudah kami tetapkan, yang akan turut melibatkan kerjasama kedua belah pihak, menarik untuk dinanti.

Yang lebih penting lagi ialah nilai luhur mempererat silaturahmi antar member KJM-SJC secara langsung yang sebelumnya mungkin hanya melalui media sosial atau bahkan belum mengenal sama sekali. Ya, sesuai dengan tagline Anjangsana 2016: "Berbaur, Melebur, Sedulur". Kurang lebih 2 jam kami bercengkerama santai dan akrab. Setelah itu, saatnya berangkat ke lapangan tempat pertandingan. Kisaran pukul 2 siang kami sampai di Lapangan Universitas Brawijaya, di kawasan Puncak Dieng yang baru saja diresmikan tanggal 12 Agustus 2016, sehingga konon kabarnya pertandingan antara SJC melawan KJM ialah pertandingan pertama di lapangan tersebut, alias mbabat alas.

Jalannya Pertandingan KJM vs SJC

Pukul 3 tepat kami memulai pertandingan dengan terlebih dahulu melakukan foto bersama. Pertandingan sendiri dilakukan dalam 4 babak masing-masing 30 menit. Kick off! SJC langsung menekan dan unggul cepat 2 gol yang dicetak oleh Surya Wijaya dan penalty Ferdy Sinarito. Tim tuan rumah tidak tinggal diam. Berbekal umpan-umpan akurat dan kecepatan lini serangnya, KJM mulai menekan
dan mampu membalik keadaan dengan 3 gol beruntun. Skor 3-2 untuk tuan rumah bertahan hingga usai babak pertama. Babak kedua dimulai dan SJC kembali menguasai pertandingan. Berbekal kekuatan lini tengah, SJC mendominasi dan membalikkan kedudukan menjadi 3-6 berkat tambahan gol dari Ferdy Sinarito, Kris Wahyudi, David Sadega dan Luckman Haqim menutup pertandingan babak kedua.


Babak ketiga berlangsung sama kuat. Beberapa kali benturan keras, kartu kuning dan teguran dari wasit mulai tampak. Tapi sportivitas dan tujuan utama pertandingan tetap terjaga. Seperti misi awal kami semua, bahwa terlepas dari apapun hasil pertandingan, menang kalah dalam sepak bola itu hal biasa, Tapi yang luar biasa ya kekeluargaannya dan itulah benar-benar tampak pada Anjangsana kali ini. Tawa lepas dan saling canda masih sempat terjadi selama pertandingan. Tanpa gol di babak ketiga skor masih tak berubah 3-6 untuk keunggulan SJC.


Babak keempat, babak terakhir pertandingan, cuaca mendung dan gerimis kecil mulai hadir. Dan kami benar-benar merasakan atmosfer kota Malang yang sejuk dan menyenangkan. Suatu hal yang selalu kami rindukan untuk kembali bertandang. Bermain bola di lapangan yang indah, suasana mendung dan gerimis kecil, udara yang sejuk di dataran tinggi, dan bercengkerama bersama kawan-kawan se-hobi...Nikmat Tuhan mana yang bisa kami dustakan?!

Kedua tim saling bertukar serangan dan pertandingan berakhir dengan kemenangan Surabaya Jersey Community dengan skor 9-5. Gol tambahan dicetak kembali oleh Ferdy Sinarito menggenapi hattrick-nya, dan 2 gol dari Kris Wahyudi yang juga membukukan hattrick pada Anjangsana kali ini. Peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan disusul dengan acara seremonial penyerahan piagam pertandingan oleh KJM yang diwakili oleh mas Tatok Widi selaku ketua komunitas, diserahkan kepada Pakde Wisnu selaku anggota senior dari SJC. Hujan deras mengguyur dan menyudahi silaturahmi di lapangan.





Tak lantas pulang, rombongan SJC dan KJM kembali ke perhentian di lokasi cangkruk di daerah Rajekwesi yang sudah dihinggapi siang harinya. Ngopi dan ngobrol episode keduapun menjadi agenda yang wajib setelah berkeringat dan bertanding di lapangan. Kali ini suasana jauh lebih cair dan informal. Kisaran 21.30 akhirnya kami bersiap untuk kembali ke Kota Pahlawan dengan rasa dan cerita yang tiada dua. Kami telah menunaikan kampanye yang kami gagas ini dengan pencapaian yang maksimal meskipun belum dapat dikatakan sempurna. Mengelaborasi kerangka utama kami #WaniMetu, Anjangsana yang berarti temu kangen mampu kami wujudkan menjadi instrumen penting dan berfungsi sebagai fondasi utama komunitas ini. Kekeluargaan! Bagi kami tak ada artinya koleksi jersey yang berjejer dan memenuhi lemari tanpa "nyawa" silaturahmi di dalamnya. Kami yakin di kampanye rekreatif ini kami telah membawa pulang sesuatu yang bisa sangat bermanfaat untuk berbagai kegiatan kami nanti. Kami merasa siap untuk menjadi semakin produktif. Terima kasih dulur-dulur KJM atas sambutan hangat, waktu, keripik tempe, pisang, air mineral, tenaga, usaha dan segala daya upaya persaudaraan anda untuk turut mensukseskan Anjangsana 2016 Malang kali ini. Kami tunggu kedatangannya di Surabaya! -bjw/sjc-

Friday, August 26, 2016

Anjangsana 2016 Malang - Berbaur, Melebur, Sedulur

Menginjak usia ke-4 Surabaya Jersey Community, kami merayakannya dengan mengadakan kembali kampanye silaturahmi dalam rangka mempererat persahabatan sesama komunitas memorabilia sepak bola antar kota, Anjangsana. Kali ini, kembali kami akan menyambangi kota tetangga, Malang. Pertandingan persahabatan akan digelar pada Hari Minggu, 28 Agustus 2016 melawan Komunitas Jersey Malang (KJM).

Anjangsana sendiri pertama kali diadakan pada Oktober 2015 ketika kami ngeluruk Bandung, bersilaturahmi dan bermain bola bersama saudara-saudara Komunitas Jersey Bandung (KJB). Kampanye ini merupakan manifestasi bahwa jersey dan memorabilia sepak bola begitu memiliki kekuatan yang besar untuk mempererat persahabatan. Kami tentu meng-encourage geliat serupa yang digaungkan oleh banyak komunitas di tanah air akhir-akhir ini. Untuk Anjangsana 2016 kali ini kami mengusung sebuah tagline: "Berbaur, Melebur, Sedulur", yang berarti kami tidak hanya datang lalu pulang, namun kami membawa misi dan semangat persaudaraan antara SJC dan KJM, bukan hanya sebatas di media sosial.

Terima kasih terkhusus kepada kawan-kawan KJM yang telah bekerja keras untuk mem-provide ketersediaan venue pertandingan yang nantinya akan diadakan di Lapangan Universitas Brawijaya, Puncak Dieng Malang. Lapangan berstandar Internasional dengan pemandangan indah khas Kota Malang yang baru saja rampung dan diresmikan. Akan menjadi pengalaman baru dan menarik bagi kami. Berikut list pemain Anjangsana 2016, Malang:

Berikut list pemain Anjangsana 2016 Malang:

00 Alanoa 2 Paloma 3 Ario 5 Farizal 6 M. Ari Cahyono 8 Yudhie Noto 10 A. Irawan 13 Agostino 14 Yudha Mustopo 15 Ferdy Sinarito 16 Barry Junius 18 Syarief Muhdor 20 Izhar (GK) 21 Kris Wahyudi 22 Abien (GK) 22 Subur Santoso 23 Wisnu Rediansyah 24 David Sadega 25 Van Joel 26 Soni Kurniawan 27 Pinjaka 53 Eriq 76 Achmad Setiawan 78 Haqim 83 Andre 88 Alfian 91 Surya Wijaya 99 Ucik

-bjw/sjc-

Saturday, August 20, 2016

4 Tahun Surabaya Jersey Community


Tepat hari ini Surabaya Jersey Community menginjak usia yang ke-4. Tak terasa ketika kami terbentuk di 2012 kami masih bernama Love Jersey Surabaya, tujuannya hanya satu, yaitu menyambung silaturahmi sesama penghobi, atau katakanlah kolektor jersey. Kami berproses, melakukan positioning, mencanangkan program dan tiba-tiba 4 Tahun telah terlampaui. Luar biasa!

Pertanyaan terbesar sekarang barangkali adalah: Apa yang telah kami lakukan selama ini? Entah sebesar apa imbasnya namun kami memegang teguh misi utama kami, yaitu edukasi. Kami selalu berusaha menekankan edukasi dalam hal yang kami geluti. Itulah mengapa kami hadir di berbagai media termasuk blog (yang semoga) bersifat edukati ini, dan bukan sekadar pakai jersey lalu selfie. Kami mencetuskan beberapa gagasan dan klasifikasi seperti Jersey4Life, kampanye #WaniMetu dll yang tentu akan terus kami update seiring dengan perkembangan dinamika koleksi memorabilia maupun komunikasi sosial terkini. Supaya kekinian lur! ;)

Rasanya waktu yang terlalu cepat berlalu atau entah mungkin kami yang masih kurang produktif dalam bersumbangsih. Kami merasa belum cukup banyak kampanye edukatif yang telah dilakukan. Namun kami punya sebuah keyakinan akan modalitas yang sangat cukup untuk melakukan lebih dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan, kawan, handai-taulan yang telah sangat banyak mendukung dan membuat SJC tetap ada dan tumbuh hingga sekarang. Pastikan selalu ter-update artikel terbaru di Blog ini dengan cara subscribe via notifikasi email di bagian kanan bawah halaman (desktop version). Ikuti juga perkembangan kami via Halaman Facebook Surabaya Jersey Community dan Instagram kami @sjcsurabaya. Singkat dan sekian dulu lur, Salam kami SJC #WaniMetu ! -bjw-sjc-

Wednesday, August 17, 2016

Dirgahayu 71 Negeriku!


Merdeka Rek!

"Suroboyo kutone pahlawan, kerjo ngoyo karo dagelan...
Ijo royo-royo werno andalan, monggo sakkerso dadi seduluran!"

Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-71, Jaya dan Kuatlah selalu...
Arek Suroboyo #WaniMetu !

Agenda mini soccer minggu ini tetap jalan lho dulur.
Akses halaman Facebook SJC untuk informasi lengkapnya akan selalu diupdate.

-bjw/sjc-

Saturday, August 13, 2016

Kaleidoskop Singkat SJC 2015 - Medio 2016

Yoopo kabare Rek!!!? Apik ta? Rasanya lega admin dapat kembali meluangkan waktu untuk menulis kembali artikel di blog ini. Begitu banyak proses yang kami lalui terutama secara offline. Berbagai perencanaan sudah mulai memasuki tahap finalisasi, dan semoga sebelum Tahun genap ini berakhir, SJC sudah akan mengaktualisasikannya dalam kegiatan dan sumbangsih nyata. Sebelumnya kami ingin sekali berbagi refleksi kegiatan-kegiatan kami dari 2015 hingga medio 2016. Merapat dulur!

Awal Tahun 2015 - Pencanangan Konsep dan Orientasi SJC

Kami lebih banyak melakukan kegiatan internal ketimbang eksternal. SJC mulai menggodok beberapa materi besar untuk diterapkan, sambil menapaktilasi jejak para legenda beserta jersey kebesarannya. Beberapa pemain telah kami temui, seperti Mat Halil, Uston Nawawi, Reynold Pieters, Djatmiko, Hartono, Danilo Fernando, Otavio Dutra, hingga Mursid Effendi dan banyak lainnya. Singkatnya bisa disebut sebagai masa perencanaan dan pencanangan. Namun yang paling signifikan di Quartal Pertama Tahun 2015 bagi kami ialah tercetusnya kampanye #WaniMetu yang dengan bangga masih kami gunakan sebagai semboyan pergerakan kami hingga sekarang ketika tulisan ini dimuat. Baca selengkapnya tentang kampanye kami tersebut di link artikel berikut: #WaniMetu!

Medio Tahun 2015 - Mencuatnya Nama Appareal MBB di Telinga Arek-Arek Suroboyo


Sejak pertengahan Tahun 2015, lebih banyak kami gunakan untuk kegiatan peliputan dan jurnalistik. Dari sekian liputan tersebut, tepatnya kisaran Juni-Juli, kami menangkap sebuah fenomena ketika ada satu nama appareal mencuat yang secara tidak langsung turut meningkatkan dinamika dan aktifitas para kolektor dan pecinta jersey di Surabaya. MBB atau Maniak Baju Bola, secara mengejutkan menjadi sponsor Persebaya Surabaya -yang pada saat itu akan melakoni laga persahabatan akbar menyambut ulang tahunnya yang ke-88- sebagai official team kit mereka. Sontak nama MBB mulai didengar dan diperhitungkan terkhusus di Surabaya akibat desain apiknya menggunakan perpaduan warna saturasi rendah hijau gelap-terang dan stripping horizontal, plus beberapa tagline yang menyatakan perjuangan Persebaya 1927, semisal yang terdapat di bagian pinggang belakang bawah yang bertuliskan "Pride Last Forever" dan detal-detail menarik lainnya.

Meskipun memiliki materi kain dan teknik printing, sublimasi dll yang terbilang tidak istimewa, MBB datang dengan ide segar dengan wacana pembaharuan jersey sebagai elemen pemererat hubungan antara sebuah team dengan supporter-nya, terutama Persebaya Surabaya yang pada saat itu masih kental dengan aroma revolusi dan re-emansipasi. Sekitar 35.000 pasang mata yang hadir pada pertandingan tersebut menjadi saksi sejarah lahirnya sebuah era appareal lokal yang melakukan langkah cerdas dengan meng-endors team yang memiliki basis supporter paling loyal di jagad sepakbola tanah air bahkan dunia.

Kesuksesan menarik minat ribuan supporter Persebaya dan bahkan Indonesia secara umum untuk membeli dan memakai produk MBB ditindaklanjuti dengan melanjutkan kerjasama mereka dengan Persebaya Surabaya. Lagi-lagi di dua laga eksebisi pada Piala Kemerdekaan Agustus-September 2015, MBB membuat desain baru, yang menurut pandangan kami merupakan sebuah terobosan, terutama dalam hal grafis di jersey Persebaya. Jika sebelumnya banyak menggunakan jersey templates, kali ini Persebaya "dimanjakan" dengan tampilan custom yang begitu Suroboyo. Kami menyoroti tampilan watermark sublimasi di bagian lengan yang menampilkan gambar logo kota Surabaya, yaitu Tugu Pahlawan dengan Suro dan Boyo melingkari. Dua jempol apabila boleh kami sematkan kepada MBB, lagi, terlepas dari material bahan yang digunakan. Hal ini pula yang turut mendasari pilihan SJC untuk mengenakan brand ini untuk home kit 2015 #WaniMetu.

Akhir Tahun 2015 - Aplikasi SJC #WaniMetu

Tur Anjangsana Bandung, Oktober 2015.
Nampaknya akhir 2015 menjadi tolak ukur dan big picture dari apa yang telah kami kerjakan disepanjang tahun ini. Kampanye #WaniMetu kami elaborasikan menjadi sesuatu yang lebih nyata dan menyentuh level yang lebih tinggi. Di awal Oktober misalnya, pada kegiatan ANJANGSANA 2015 kami melalang buana ke Kota Kembang Bandung untuk bersilaturahmi sambil bermain sepakbola melawan saudara-saudara kami dari KJB ( Komunitas Jersey Bandung). Tak berhenti sampai disitu, dilanjutkan dengan ANJANGSANA 2015 edisi kedua di tengah Bulan Oktober ketika kami mendapat lawatan dari kawan-kawan KJM (Komunitas Jersey Malang) ke Surabaya pada medio Oktober untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan SJC, dan kami balas persaudaraan tersebut dengan bergantian melawat ke Lapangan Agrowisata, Batu, Malang yang memiliki pemandangan indah. Untuk artikelnya, Klik di sini: Anjangsana Bandung, Anjangsana Malang.

Pada akhirnya, kami berusaha merefleksikan dan merangkum kegiatan kami sepanjang 2015 yang tentu lekat dengan kegagalan, kesuksesan, suka, maupun duka. Kami berusaha menarik benang merah dari kesemuanya itu dan sadar betul bahwa 2015 merupakan tahun yang penuh dengan proses pendewasaan. Pendawasaan bagi kami sebagai komunitas, dan jelas tampak bahwa 2015 merupakan tahun konsepsi akan hal-hal yang lebih besar yang kami percaya akan terwujud apabila kami terus konsisten untuk bertumbuh.

Semester I 2016 - Elaborasi Ide Besar Selanjutnya

Dedy Sutanto dan Mat Halil menjadi bintang tamu Surabaya 1st Jersey Gathering.
Awal 2016, tepatnya di Bulan Maret kami memulai sebuah langkah untuk penggenapan resolusi di Tahun yang baru, yakni dengan mengadakan Surabaya 1st Jersey Gathering. Kami mengumpulkan kawan-kawan seperhobian untuk bergabung dan meramaikan hajatan pertama kami yang juga turut dihadiri tamu istimewa, Abah Mat Halil dan Dedy Sutanto.
Setalahnya kami melanjutkan untuk tetap ber-Anjangsana, yang pada beberapa kesempatan kami berusaha mengakrabkan diri ke kawan-kawan komunitas sepak bola di Surabaya. Mulai bermain bola dengan Komunitas S3 di Lapangan SIER Rungkut Industri yang berakhir dengan skor imbang 4-4, pertandingan persahabatan dengan kawan-kawan JCI Bojonegoro yang dimenangkan tim tamu dengan skor 2-5, hingga yang terakhir baru saja selesai ialah game segitiga bersama komunitas Football Boots Kaskus (FBK) dan Komunitas PMS di lapangan Jenggolo Sidoarjo, dimana SJC memenangkan dua game dengan skor 3-2 dan 2-0.
 
Juga di akhir Mei yang lalu kami dengan bangga bekerjasama dengan Komunitas Bonek Kampus. Sebuah acara yang dikemas apik memuat sejarah Persebaya melalui berbagai memorabilia bersejarah.

SJC tentu dengan sangat antusias dan apresiatif turut berpartisipasi dengan meminjamkan beberapa koleksi jersey untuk dipamerkan pada event tersebut. Acara sendiri dihadiri berbagai elemen supporter Persebaya -BoneMania- dan pelaku sepak bola Surabaya, sukses jaya! Salut untuk kawan-kawan Bonek Kampus. Dokmentasi selengkapnya akan kami publish di halaman Facebook kami, tetap update lur!

Menjelang berakhirnya semester I 2016, kawan-kawan dari media cetak KOMPAS juga turut memberikan perhatian kepada SJC, yang ditampilkan pada kolom Pojok Komunitas pada tanggal 16 Juni 2016, matursuwun kami ucapkan atas dukungan rekan-rekan media dalam proses tumbuh kembang kami. Klik di sini!

Tak salah rasanya kami menganggap 6 Bulan terakhir menjadi semacam manifestasi program dan kegiatan kami dan sekaligus tonggak untuk langkah berikutnya. Kami sedang dalam tahap pembicaraan untuk bekerjasama dengan beberapa pihak sponsor yang masuk dan ingin melakukan kerjasama dengan SJC di berbagai kegiatan kami kedepannya. Saksikan pula sekilas perbincangan SJC dengan media Koran Sindo yang membahas tentang visi dan misi kami (Klik di sini!). Tentu misi kami tetap sama lur, dan kami tetap berada di jalur sebagai komunitas berbasis memorabilia sepakbola yang mengedepankan unsur edukasi dengan instrumen-instrumen memorabilia sepak bola.

Kami sadar bahwa peran kami masih sangat kecil untuk persepakbolaan Surabaya yang begitu hiruk-pikuk akan sejarah dan prestasi. Kami sadar betul bahwa sepak bola di Surabaya bukan sekadar permainan dengan urusan mencetak gol, menang lalu beres. Sepak bola di Surabaya telah menjadi kultur, bahkan lebih ekstrem, telah bermutasi menjadi alat kontrol sosial di berbagai kalangan masyarakat di Surabaya. Oleh karena itu, kami selalu memohon segenap dukungan dari dulur-dulur sekalian atas apa yang kami kerjakan. Banyak rencana yang belum terwujud, namun kami selalu berusaha untuk itu. Berbekal banyak deliberasi, ratusan ide, dan semangat yang berapi-api, resolusi kami sederhana...2016 harus menjadi tahun yang monumental bagi SJC! Salam #WaniMetu -bjw/sjc-

Wednesday, March 23, 2016

Suroboyo 1st Jersey Gathering 2016 - Dari Sini Kami Mulai!

Para member SJC bersama Mat Halil dan Dedy Sutanto (tengah).
Cafe Mart Point Plaza Marina, Surabaya. Selesailah sudah gathering pertama kami di 2016. Banyak pengalaman seru dan memorable yang kami alami selama acara "Suroboyo 1st Jersey Gathering 2016". Dimulai dengan berkumpulnya banyak rekan, dan tamu-tamu yang tidak terduga, seperti cak Tommy OO, salah seorang perwakilan dari komunitas Reds Army, kamudian ada pula kawan perwakilan dari UICS (fans club Manchester United Surabaya), dan banyak lagi kawan seperhobian yang merapat.

16.00 Dimulai dengan sesi pertama yang mengulas mengenai "JerseyPedia" disampaikan oleh cak Yudha Mustopo selaku ketua panitia. Dilanjutkan dengan sesi pengenalan beberapa regulasi jersey di UEFA Kit Regulation oleh Barry Junius Widjaja selaku divisi promosi di SJC. Setelah itu, giliran cak Tommy OO kami daulat juga untuk sharing mengenai bagaimana konsep dan pergerakan komunitas Reds Army, apa saja yang diusung dan bagaimana pengalaman beliau dalam mengoleksi jersey, juga sedikit menapaktilasi bagaimana awal mula ia bersama rekan-rekannya membentuk sebuah portal informasi mengenai Persebaya Surabaya, di bajulijo.net yang menjadi salah satu referensi utama Blog SJC.

Dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama setelah Maghrib, peserta disuguhi 2 sesi lain yang kembali dibawakan oleh cak Barry mengenai "Jersey4Life" dan International trade, dan dilanjutkan dengan sesi lainnya oleh cak Agus (Agostino Nesta) -selaku admin utama SJC- mengenai appareal Adidas AC Milan.

Cak Tommy OO, salah satu pembicara tamu pada Gathering SJC.

Kisaran 20.00, masuk ke sesi penutup. Dan para bintang tamu yang dinanti akhirnya merapat juga, cak Dedy Sutanto dan Abah Mat Halil hadir untuk mendukung acara kami. Sontak disambut dengan permintaan foto dan tanda tangan dari rekan-rekan peserta. Sesi tanya-jawab santai dimulai. Diwarnai dengan banyak joke Suroboyoan oleh Abah Halildan Cak Dedy, sesi terakhir berlangsung guyub dan santai. Seperti saat seorang peserta menanyakan siapa lawan yang paling ditakuti oleh keduanya, lantas Mat Halil menjawab spontan "siapa ya?! tidak ada, biasa semua..." yang lantas disambut tawa para peserta yang diikuti segera dengan ralat pernyataan dari Abah "satu pemain yang paling susah dihadapi itu cak Anang Ma'ruf, karena kalau ditunggu dia crossing, kalau bola mau diambil dia lewat. Dia pemain cepat dan tangguh, saya berhadapan dengan Cak Anang ketika ia membela Persija Jakarta". Banyak perbincangan hangat lainnya, terutama pada saat kedua bintang tamu mengingat kembali memori manis pada saat mereka menjadi pelaku sejarah juara 2004 bersama Persebaya Surabaya. "Sampai merinding kalau ingat kembali, semua elemen tim kompak dan seperti keluarga, itulah Persebaya yang sesungguhnya" ujar Abah dan juga senada diucap Cak Dedy yang saat itu juga berstatus sebagai kiper ke-3 Persebaya Surabaya. Acara ditutup dengan harapan-harapan mereka terhadap persepakbolaan Surabaya dan Indonesia umumnya yang lantas diamini oleh seluruh peserta yang dipimpin oleh cak Zainul selaku MC dan moderator pada event tersebut.

Sportainment, Jawa Pos (Rabu, 23/3/2016).

Dan pada kesempatan ini terkhusus kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada cak Apridio Ananta dan kawan media Jawa Pos yang menyempatkan diri untuk mampir, mengulas, dan mempublikasikan event kami di media cetak Rabu 23/03/2016. Belum panjang perjalanan kami, belum banyak yang kami perbuat untuk kemajuan sepakbola Surbaya, dan perjalanan masih sangat panjang lur!

Kami akan selalu menjadi grassroot community sebagaimana seperti awal mula kami terbentuk. Ya..kami beranggapan lebih baik menjadi akar rumput namun bertumbuh cepat, ketimbang menjadi pohon yang tinggi menjulang namun akarnya tak kokoh. Kiranya kami selalu membutuhkan dukungan dari dulur sekalian. Salam persaudaraan dari kami Surabaya Jersey Community!

#WaniMetu
#1stJerseyGatheringSBY