Saturday, December 31, 2016

Suroboyo 2nd Jersey Gathering 2016


Cafe Mart Point, Surabaya. Semalam akhirnya usai sudah rangkaian event Suroboyo 2nd Jersey Gathering 2016. Event yang digagas dan diselenggarakan oleh Surabaya Jersey Community dalam rangka mengakomodir dan memberi wadah berkumpul kepada para pecinta dan kolektor jersey dan memorabilia sepak bola terkhusus di Surabaya. Acara dimulai kisaran 17.30 dan berlanjut hingga usai pada 21.00 WIB. Tak kurang dari 40 pecinta dan kolektor memorabilia sepakbola khususnya jersey bercengkerama dan berbaur menjadi satu pada event kemarin. Beberapa pembicara perwakilan dari SJC seperti Surya Wijaya, Muhammad Agus Wijaya dan Zainul Musthofa (juga selaku pemandu acara) turut membeberkan materi dengan platform bedah jersey dan konsep-konsep jersey terkini. 

M. Agus Wijaya, sesi bedah jersey.
Surabaya Jersey Community seperti sebelumnya, selalu berusaha memberikan penyegaran-penyegaran dalam definisi koleksi memorabilia. Selain edukasi pemahaman dasar mengenai varian jersey, kami senantiasa berusaha menjadi pioner untuk lebih mengenalkan perkembangan terkini dalam bidang terkait. Setelah kami sempat membeberkan beberapa pemikiran generasi pertama (1.0) melalui Jerseypedia yang mengupas perbedaan dasar antara uniform, shirt, dan jersey, kami lantas mengembangkannya menjadi lebih spesifik pada pemikiran generasi kedua (2.0) melalui Jersey4Life yang mengklasifikasikan 4 aspek dasar sesuai perkembangannya yang terkadung dalam sebuah jersey. Baca juga artikel: Semboyan dan Ideologi. Yang termutakhir dan layak dicermati, kemarin disampaikan oleh rekan Zainul Musthofa, kami menelurkan ide generasi ketiga (3.0). Dimana pada dasarnya dinamika bidang koleksi ini tidak hanya sebatas material, namun melampaui material. Jersey dan memorabilia kini tidak hanya dianggap sebagai sekadar instrumen atau alat, namun telah menyentuh sisi spiritual para pecintanya. Dijelaskan oleh Cak Zainul, terbukti dari selembar jersey koleksi mampu mengoneksikan antara satu pecinta ke pecinta lainnya secara emosional, bahkan tak jarang bermula dari koleksi dapat tercipta hubungan kekerabatan, kekeluargaan hingga menjadi komunitas yang bertumbuh kembang melampaui fungsi dan hakikat awalnya.

Esensi yang gradual, dari sekadar instrumen tim, berkembang menjadi sarana silaturahmi di kalangan pegiatnya. Keindahan ini tentu terjaga dalam sebuah kerangka utama, yakni sejarah. Nilai sentimentil sebuah memorabilia dianggap, atau terbukti begitu kuatnya merasuki para pecintanya. Nilai-nilai inilah yang kemarin begitu lekat terasa dalam Suroboyo 2nd Jersey Gathering 2016. Bagian terbaik belum usai dulur! Para bintang tamu yang dijanjikanpun memenuhi "panggilan tugas" kami untuk hadir dan menjadi narasumber. Trio legenda persepakbolaan Surabaya: Bejo Sugiantoro, Anang Ma'ruf, dan Mat Halil turut merapat. Tak perlu dipertanyakan lagi kebanggaan apa saja yang telah dipersembahkan ketiganya oleh seluruh insan pecinta sepak bola di Surabaya maupun Nasional. "Apa kabar Cak Bejo, Cak Anang, dan Cak Halil?! Apa saja kegiatannya akhir-akhir ini?" Cak Zainul membuka sesi akhir. "Kami semua sekarang bekerja di Dispora dan tetap berkecimpung di sepak bola, ada yang melatih, bahkan Mat Halil masih aktif bermain" Cak Bejo mewakili.

Trio legenda sepak bola Surabaya.
Sesi dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan menarik, seru dan disambung dengan jawaban-jawaban jenaka para narasumber yang seringkali disambut dengan gelak tawa para peserta gathering. Ketiga narasumber bergantian memberikan opini mulai dari jersey apa yang masih dimiliki oleh mereka bertiga, hingga kondisi persepakbolaan Indonesia, dan bagaimana kualitas pemain muda Surabaya sekarang. "Saya masih pegang 3 jersey yang saya jaga betul-betul, satu jersey timnas ketika pertama kali saya bergabung di Sea Games, dan 2 jersey ketika saya membawa Persebaya juara Ligina 1997 dan 2004. Bukan saya tidak mau menghibahkan ke kawan-kawan, namun jersey-jersey itu sebagai kenangan dan bukti kepada keluarga dan anak-anak saya, bahwa saya pernah menjadi bagian penting dari nama besar Persebaya Surabaya dan Tim Nasional. Itu simbol kebanggan saya sebagai Arek Suroboyo" lanjut kapten Persebaya Surabaya ketika menjuarai Ligina 2004 tersebut. Dilanjutkan dengan pertanyaan apakah ketiganya pernah punya pengalaman dikerubungi penonton setelah pertandingan untuk meminta jersey mereka. "Pernah satu kali ketika final 2004 leg pertama di SUGBK, jangankan sudah selesai pertandingan, sebelum usai penonton sudah masuk lapangan untuk minta jersey saya, apesnya saya berada di sisi lapangan yang jauh dari pintu ruang ganti, dan yang ngerubung saya sak-kampung mas, mau lari secepat apapun ya gak bisa, jadi saya pasrah aja mas" kenang Cak Anang Ma'ruf disambung dengan tawa dan tepuk tangan peserta.

Para Legenda bersama jersey kebesarannya.

Anang Ma'ruf dan Bejo Sugiantoro.
Ketika ditanya panjang lebar mengenai kualitas pemain muda, ketiganya dengan kompak mengamini bahwa pemain muda kini memiliki skill dan pemahaman teknis yang baik, namun sayangnya tidak diimbangi dengan kemauan yang keras untuk perkembangan permainannya dan juga lemah dalam organisasi tim. Itulah yang menurut ketiganya seringkali dijumpai pemain muda yang akhirnya gagal berkembang meskipun berada pada usia keemasan. "Semuanya serba instan, skill bagus tapi tidak keras berlatih. Untuk menjadi pemain besar dibutuhkan kesiapan dan kematangan mental, fisik, dan teknik. Yang kesemuanya itu didapatkan dari kerasnya berlatih dan tempaan di kompetisi sesungguhnya" Cak Bejo menjabarkan yang lantas diamini oleh juniornya ketika di Persebaya Surabaya, Mat Halil. "Sekarang pemain-pemain muda harus diobrak dulu baru mau latihan. Saya ingat jaman saya kecil untuk beli sepatu saja susah. Ayah saya bilang kalau mau dapat sepatu ya harus banyak berlari dan rajin latihan. Itu yang tertanam di benak saya hingga kini saya disiplin berlatih dan berlatih" Imbuh Cak Halil. Seluruh narasumber-pun kini masih berdedikasi di kegiatan persepakbolaan dan berusaha menularkan spirit dan pengalaman mereka kepada para pemain muda binaannya. Hal ini diakui mereka sebagai bentuk kecintaan terhadap sepak bola, khususnya sebagai bentuk sumbangsih mereka terhadap Surabaya. Kita doakan bersama lur, apa yang menjadi cita-cita luhur para legenda ini dapat terwujud dan mengembalikan era kejayaan sepak bola Surabaya yang dapat dibanggakan oleh masyarakatnya.

Para peserta gathering berfoto bersama para legenda.

Mat Halil saat sesi meet and greet.
Tak cukup rasanya menggambarkan bagaimana keseruan Suroboyo 2nd Jersey Gathering 2016 kemarin. Acara diakhiri dengan sesi meet and greet bersama para legenda, dimana para peserta dipersilahkan meminta tanda tangan dan berfoto bersama. Lebih lengkap lagi karena ada seorang legenda Persebaya Surabaya yang menyusul bergabung, om Reinold "Koko" Pieters. Sebagai penutupan, ritual wajib yakni berfoto bersama seluruh peserta dilakukan, dan gathering di penghujung 2016 kami-pun resmi berakhir. Sampai jumpa di kegiatan Surabaya Jersey Community selanjutnya. Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh peserta dan undangan yang menyempatkan diri untuk hadir dan tak ketinggalan pula terima kasih sebesar-besarnya terhadap para pihak sponsor dan rekanan media dan komunitas yang turut mendukung terselenggaranya event ini. Tetap update berita-berita kami di laman Facebook Surabaya Jersey Community maupun via Instagram @sjcsurabaya. #WaniMetu -bjw/sjc-