SJC mengucapkan selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi dulur sekalian yang berpuasa. Tetap semangat dalam beraktifitas dan beribadah lur! Melanjutkan kegiatan yang telah kami lakukan pada tahun lalu, kami kembali akan mengadakan kegiatan berbagi ta'jil Ramadhan. Adapun tujuan kegiatan kami sangat sederhana, selain untuk berbagi kepada sesama, namun juga untuk mempererat tali silahturahmi di Bulan Suci Ramadhan 1436 H. Pada hari Minggu 28 Juni 2015 kami akan berkumpul di area Monumen Bambu Runcing Surabaya Pk.17.00 - selesai. Jangan lupa pakai jersey makin afdol! :)
Bagi kawan-kawan yang berada di Surabaya maupun luar Surabaya yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan ini, kami terbuka untuk donasi ke rekening: BCA 1070.514.512 / BNI 0113.370.9189 / Mandiri 900.00.1252800.7 atas nama Muhammad Agus Wijaya, dan bisa juga membantu berupa makanan / minuman untuk dibagikan secara langsung pada saat kegiatan. Bagi yang telah atau ingin berpartisipasi, silahkan menghubungi cak Yudha di nomor kontak: 082234071093 untuk informasi selengkapnya. Monggo merapat dulur! Bersilahturahmi dan menambah saudara di Bulan penuh berkah.
SJC @Battle of Heroes, Stadion Gelora Bung Tomo, 13 Juni 2015.
Hari yang dinanti akhirnya telah terjadi. SJC meliput secara
langsung event Battle of Heroes, 13 Juni 2015 (Yang sebagaimana telah diulas di
artikel sebelumnya). Hari itu kami mulai dengan berangkat ke Gelora Bung Tomo
(GBT). Dan kami telah merasakan euforia ketika memasuki pintu tol terlihat
rombongan roda dua bonek memasuki pintu tol! Ya, itulah diversifikasi sepakbola
Surabaya dan Bonekmania. Segala cara dilakukan demi tim kebanggan mereka, dalam
segala konotasi baik-buruknya. Atmosfer seperti inilah yang membuat kami serasa
bernostalgia kembali ke era kejayaan sepak bola Surabaya. Ketika memasuki
komplek stadion-pun kami disambut dengan macetnya antrian dan nampak ribuan
Bonekmania dengan antusias begegas memasuki area stadion. Tak kurang dari 1 jam
kami antre hanya untuk memasuki area parkiran mobil di stadion GBT yang sebenarnya
sudah nampak di pelupuk mata.
SJC bersama Ngon A Djam.
Setelah kami berhasil memasuki komplek stadion dan memarkir
kendaraan kami, sontak malam hari itu sudah cukup menarik bahkan sebelum pertandingan
dimulai. Tepat yang memarkir mobilnya di sebelah kami ialah Ngon
a Djam, striker yang pernah memperkuat Persebaya di musim 2009. Dan ia bersedia
menyempatkan diri untuk berfoto bersama kami. Kami lanjutkan dengan memasuki
pintu VIP menuju stadion.
Dan saat itu pula keberuntungan dimulai. Ketika kami
hendak bergegas naik, kami menjumpai salah seorang kawan yang merupakan salah
seorang pengurus (dari pihak klub internal Persebaya) yang langsung mengundang
kami untuk memasuki area VVIP Royal Box. Ya!! Royal Box!!
Itu pula yang membuat
penulis membuat judul seperti diatas, dari Starbog (julukan dari sebuah warung
kopi / giras di kisaran daerah Indragiri Surabaya dimana kami sering berkumpul) ke Royal Box. Cukup mengejutkan bagaimana
komunitas grassroot seperti SJC mampu menyaksikan pertandingan eksebisi akbar
tim kebanggaan arek-arek Suroboyo melalui Royal Box, mengingat kami memulai
komunitas ini dengan hanya berbekal passion akan sebuah hobi, yaitu sepak bola dan jersey.
Suasana saat pertandingan.
Setelah memasuki Royal Box, tak henti kami dibuat takjub
sekaligus merinding. Bukan persoalan kami berada di tengah tamu VVIP, namun
suasana stadion GBT yang begitu penuh dan riuh. Nyanyian dan yel-yel dukungan
untuk Persebaya dari segala penjuru tribun bergema tiada henti. Flare, petasan,
kembang api, banner-banner raksasa menjadi atribut jamak pagelaran reuni akbar malam itu. Kami juga
mengabadikan beberapa momen seremonial sebelum pertandingan. Meskipun patut
disayangkan Andik Vermansyah tidak bermain karena alasan regulasi, namun toh
sama sekali tidak mengurangi semaraknya pertandingan yang pada akhirnya
dimenangkan team Amigos dengan skor telak 6-1 tersebut. Apapun hasil akhirnya,
esensi dan tujuan daripada partai eksebisi ini telah tercapai, silahturahmi
tribun yang telah banyak dirindukan oleh Bonekmania terbayar sudah ketika tak
kurang dari 35.000 orang yang hadir dan memadati Battle of Heroes dalam rangka memperingati Ultah Persebaya ke-88.
Sumber foto: Jawa Pos.
Malam itu kami menangkap beberapa memorable moment,
diantaranya pada saat team Andik and Friends (Persebaya Reunion) membuka
keunggulan dengan gol cantik Christian “Spiderman” Carascao, diawali dengan kerjasama 1-2 manis antara Mat Halil dan Rendi Irawan yang disambut oleh gemuruh para
Bonekmania dan tentunya selebrasi pasang topeng Spiderman oleh Carascao yang sangat dinanti dan dirindukan oleh para Bonekmania. 100%Nostalgia! Momen lainnya yang melekat ialah
ketika di pertengahan jeda turun minum, terdapat sebuah tribute singkat bagi
beberapa legenda Persebaya seperti Maura Helly dan Mursyid Effendi (yang pada
pertandingan itu berlaku sebagai pelatih team Andik & Friends). Andik
Vermansyah juga sempat dipanggil ke panggung seremonial, yang dilanjutkan
sepatah-dua kata dari para legenda tersebut yang selalu diakhiri dengan jargon yang membakar semangat: “Salam
Satu Nyali, Wani!!!"
Beberapa acara seremonial Battle of Heroes.
Seusai pertandingan, para pemain dari kedua tim memberikan
putaran penghormatan kepada para supporter yang datang malam itu. Dan bagi kami
acara belum selesai. Tentunya kami melanjutkan dengan sesi berburu tanda tangan
pemain maupun legenda Persebaya. Kurang lebih 30 menit kami menunggu di luar
pintu masuk utama (yang juga akan menjadi pintu keluar para pemain). Ketika
kami mencoba masuk ke lobby VIP, kami mendapati para pemain telah akan keluar
stadion, dan terima kasih sebesar-besarnya kepada kawan kami, idola kami, Mario
Karlovic #29 yang dengan segera memberitahu kami lokasi parkir bus para pemain
dan official team Andik & Friends. Dan kamipun bergegas ke sisi samping
stadion yang tidak jauh dari pintu utama, lokasi di mana bus team Andik &
Friends diparkir.
SJC bersama sang legenda, Mursyid Effendi.
Dan tujuan utama kamipun terwujud, setelah beberapa kali di
beberapa kesempatan gagal terealisasi. Kami akhirnya dapat bertemu, berfoto bersama dan meminta
tanda tangan secara langsung dari sang legenda, Mursyid Effendi! Jersey Persebaya match-worn 2008 Mursyid Effendi #6, Reebok 98/99 Home, dan Kansas 96/97 Home
menjadi “kanvas” kami malam itu. Beliau juga sempat berucap “jek onok ae kaos iki!”,
yang kira-kira artinya “masih ada saja jersey ini!”, ketika kami menyodorkan
match-worn 2008 atas namanya. Sebuah penutupan yang sempurna dari malam yang
luar biasa! Pengalaman yang transendental dan sangat berharga bagi kami. Majulah
sepakbola Surabaya! Jayalah sepakbola Indonesia! -SJC- #WaniMetu #BattleofHeroes
Catatan: Kami juga membuat video singkat liputan SJC sejak latihan
hingga malam pertandingan Battle of Heroes. Semoga menghibur dan bermanfaat.
Artikel ini nampaknya tidak akan terlalu panjang, karena akan kami jabarkan di satu artikel lengkap selanjutnya. Singkatnya SJC meliput secara eksklusif dua hari berturut-turut latihan serta reuni para eks pemain Persebaya 1927 yang akan mengadakan "hajatan" besar pada 13 Juni 2015 dalam rangka memperingati HUT Kota Surabaya ke-722 pada 31 Mei 2015 yang lalu, dan juga ulang tahun Persebaya yang ke-88. Pertandingan tersebut bertajuk "Battle of Heroes", yang akan mempertemukan para eks-pemain Persebaya 1927 seperti Andik Vermansyah, M.Taufiq, Mat Halil, Mario Karlovic, Endra Prasetya, Dedy Iman, Jusmadi, Erol Iba, dan banyak pemain lainnya yang tergabung dalam teamAndik & Friends, melawan para legiun asing yang pernah atau masih aktif di persepakbolaan tanah air seperti Christian Carascao, Ronald Fagundes, Gaston Castagno, dan lain-lain yang tergabung dalam teamAmigos.
Menyenangkan sekali melihat para pemain dan Bonekmania berkumpul di Wisma Persebaya 'Eri Iriyanto' di kawasan Karanggayam Surabaya, serupa dengan masa jayanya. Ratusan supporter terus meneriakkan yel-yel sepanjang latihan berlangsung dari kisaran Pk. 16.00 - 17.30. Tak ketinggalan kami turut memanfaatkan peluang ini untuk meliput dan mendokumentasikan banyak momen, dan tentunya sesi berburu tanda tangan para pemain.
11 Juni 2015, Hari Pertama nampak beberapa pemain seperti Erol Iba, Dedy Iman, Endra Prasetya, Rendi Irawan, Aulia Ardli, Rian Wahyu, Lucky Wahyu dan beberapa pemain lain. Kami sempat mendokumentasikan beberapa diantaranya saat menandatangani jersey koleksi kami maupun saat mereka tengah berlatih.
Endra Pras, Rendi Irawan, dan Dedy Iman membubuhkan tanda tangannya.
Yel-yel Bonekmania terus bergema disepanjang latihan berlangsung.
Para pemain sedang berlatih small-game di latihan hari pertama.
12 Juni 2015, Hari Kedua berlangsung lebih menarik dimana selain beberapa pemain yang telah ada di hari pertama latihan, hadir juga beberapa pemain pilar eks Persebaya 1927 seperti M.Taufiq, Jusmadi, Mat Halil, dan Mario Karlovic. Beberapa kali kami sempat memasuki ruang ganti pemain, yang nampak sekali suasana kekeluargaan dan latihan hari ini lebih tepat disebut sebagai ajang "temu kangen" para pemain tersebut. Dikarenakan cukup lama mereka bercengkerama sebelum dimulainya sesi latihan yang terbilang cukup singkat tersebut.
Tanda tangan cap jidat ala Taufiq! :)
Ada pula satu kejadian menarik yang kami temui, yaitu ketika salah seorang Bonek senior meminta tanda tangan kepada M.Taufik. Alih-alih meminta tanda tangan di jersey / kaos / memorabilia lainnya, ia malah meminta tanda tangan di kepala (area kening), yang sontak disambut gelak tawa rekan-rekan Bonekmania lainnya yang ada di sekitar area latihan di sana.
Tepat sebelum memasuki lapangan latihan, M.Taufik-pun yang awalnya sungkan-sungkan, pada akhirnya membubuhkan tanda tangannya sambil tersenyum heran. Salut cak! Anda anti-mainstream yang sesungguhnya dan layak distempel #WaniMetu! :)))
Mat Halil, M.Taufiq, dan Mario Karlovic membubuhkan tanda tangannya.
Bonekmania semakin memadati Lapangan Persebaya di latihan hari kedua.
Sesi latihan hari kedua.
Besok saatnya kami lanjutkan untuk meliput suasana di Stadion Gelora Bung Tomo! Tiket tribun VIP sudah kami amankan, sembari berharap pertandingan esok akan memenuhi dahaga para supporter dan penggila bola Surabaya dan sekitarnya untuk menyaksikan para legendanya bermain. Konon juga akan ada sesi penyerahan penghargaan bagi para legenda Persebaya era '50-'80an. Sangat menarik dinanti, dan jujur saja ekspektasi kami sangat tinggi untuk pertandingan esok. Sementara ini dulu yang dapat kami sampaikan, tetap update artikel kami, dan sedikit info bahwa kami juga sedang mempersiapkan video "Battle of heroes" yang akan kami tampilkan di artikel berikutnya. Jadi jangan dilewatkan! Sampai jumpa di Stadion, dulur! -SJC- #WaniMetu
6 Juni 2015. Bertepatan dengan ajakan dari pihak Surabaya
Town Square, dengan waktu persiapan yang cukup atau sangat singkat (tak lebih
dari 24 jam), dan juga bekerja sama dengan Djarum Super Soccer, kami turut
menyemarakkan event Nonton Bareng Final Liga Champions 2015 di SurabayaTown
Square, dimana Juventus berhadapan dengan Barcelona.
Malam itu SJC didaulat
untuk turut berpartisipasi sebagai perwakilan komunitas bergenre sepak bola
dengan membuka booth eksebisi dan jual beli jersey & merchandise original.
Sangat bersyukur lantaran atensi dan respon yang kami terima sangat besar, dan
booth SJC #WaniMetu seringkali dipadati para penikmat maupun kolektor jersey entah
hanya untuk sekadar melihat, memberi apresiasi, berfoto, maupun bertransaksi. Menyenangkan bagi kami karena sekaligus merupakan sarana pengenalan kepada masyarakat Surabaya dan sekitarnya mengenai hobi memorabilia alternatif, yaitu jersey.
Salah seorang customer
Booth SJC di Sutos
Makin dinanti, karena komentator acara malam hari itu ialah
sosok legenda persepakbolaan Surabaya. Salah satu pemain asing terbaik yang pernah
merumput di Indonesia, dan telah merasakan berbagai gelar juara, termasuk pada
saat membela Persebaya Surabaya menjuarai Liga Indonesia 2004. Danilo
Fernando! Maestro dan key player lini tengah yang sempat bermain selama 2
musim di tim kebanggan Kota Pahlawan.
Menjelang dini hari kami bersiap menyambut
kedatangan Danilo Fernando secara eksklusif ke booth kami yang turut
diprakarsai oleh Surabaya Town Square. Memasuki sekitaran Pk. 00.15, dini hari
7 Juni 2015, momen yang kami nanti selain kick-off final Liga Champions 2015-pun
tiba. Yaitu ketika Danilo Fernando muncul dan menghampiri booth kami. Pun telah
kami siapkan satu diantara tiga manekin khusus untuk memajang salah satu jersey
match-worn Persebaya Surabaya bernomor punggung 12 yang konon pernah dipakai
sendiri oleh yang bersangkutan (Danilo meyakini bahwa jersey tersebut ia pakai di musim 2004). Ia pun
sempat sangat terkejut dengan jersey yang kami pamerkan tepat di tengah booth SJC.
Kamipun langsung mempersilahkan sang empunya jersey merapat
dan secara simbolis menandatangani salah satu jersey koleksi yang kami
banggakan tersebut. Kami juga sempat melakukan obrolan singkat dengan beliau
tentang bagaimana kami mendapatkan koleksi tersebut, dan bagaimana komunitas
kami terbentuk dan berkarya dalam bidang memorabilia sepak bola hingga
sekarang. Dilanjutkan dengan sesi foto bersama, Danilo sempat menitipkan ponselnya
kepada fotografer untuk turut mendokumentasikan dirinya di samping jersey yang
pernah ia kenakan tersebut, dengan sempat berucap “minta foto sekalian di hp
saya ya, soalnya sejarah ini” mengacu kepada jersey Persebaya koleksi kami. Malam
itupun terasa sangat spesial bahkan sebelum acara utama (nobar final) dimulai.
Didampingi seorang kawan perwakilan dari Surabaya Town
Square, sesi obrolan singkat SJC bersama Danilo Fernando berlanjut di sebuah
cafe sekitar. Dan berikut singkat yang dapat kami catat:
SJC: Danilo masih ingat jersey ini? Dan apa benar ada jersey
milik anda yang salah tulis nama (huruf L dobel) seperti ini? DF#12: Ya saya masih ingat, saya pernah pakai semacam ini,
antara 2004 atau 2005 dengan nomer dan nama pakai kain tebal dan dijahit -sembari
memegang nomer punggung jersey bersangkutan-. Dan kalau masalah salah nama itub
sering terjadi! -sembari tersenyum-
SJC: Apa anda masih memiliki koleksi jersey atau memorabilia
lainnya hasil bermain di Indonesia? DF#12: Saya masih pegang semua medali sewaktu saya juara dan
beberapa jersey tim terakhir saya sebelum pensiun. Tapi kalau jersey Persebaya
saya rasa sudah tidak ada semua, kebanyakan sudah saya kasih ke supporter
seusai pertandingan.
SJC: Siapa sosok yang membawa anda bermain di Indonesia,
terkhusus Surabaya? DF#12: Pada saat itu Jacksen (Tiago) yang bawa saya ke
Indonesia. Sebelumnya saya bermain di sebuah tim divisi utama di Sao Paolo,
Brasil.
SJC: Bagaimana rasanya bermain untuk Persebaya Surabaya? DF#12: Saya sangat nyaman di Surabaya, dan sangat bangga
bermain di Surabaya. Apalagi bisa menjuarai Liga Indonesia di 2004. Sayangnya
kami tidak menemui kata sepakat yang pada akhirnya saya harus meninggalkan
Persebaya Surabaya di 2006.
SJC: Berbicara tentang juara musim 2004, bagaimana rasanya
bermain di final saat itu? DF#12: Saya masih ingat ketika para supporter sudah memadati
stadion sampai ke samping-samping lapangan pertandingan. Ketika itu kondisi
lapangan sangat banjir. Dan kami berjuang hingga akhir, luar biasa rasanya
ketika Luciano mencetak gol juara untuk kami, padahal dia hampir tidak pernah
bermain sepanjang musim. Dia pemain bagus, tapi sulit beradaptasi. Di partai
final, ada satu hal yang paling menentukan, yaitu mental! Kalau berbicara
skill, semua pemain punya skill, tapi mental bertanding dan pantang menyerah,
itu yang membuat kami menang. Tanpa mental juara, kami sudah pasti kalah
melawan Persija saat itu, karena kami dalam kondisi yang sangat tertekan. Dan
masalah mental pula yang harus diperbaiki di sepak bola Indonesia. Karena
mental bukan sesuatu muncul begitu saja, tapi dibentuk sejak kecil, bukan hanya
dalam sepak bola.
SJC: Persebaya sekarang?? DF#12: Banyak juga kawan-kawan Bonekmania yang menanyakan
hal tersebut kepada saya. Saya hanya selalu jawab: hanya ada satu Persebaya Surabaya
dan selalu demikian. Bukan yang bermain di LPI lah, ISL lah. Seharusnya kita
bersatu sehingga tidak ada lagi perpecahan. Hanya ada satu, Persebaya Surabaya!
SJC: Terima kasih atas waktunya, sukses untuk anda Danilo! DF#12: Sama-sama!
Para anggota SJC berfoto bersama Danilo Fernando di booth #WaniMetu
Satu lagi pengalaman yang tak terlupakan bagi kami sebagai
komunitas. Bertemu seorang legenda yang diidolakan selalu meninggalkan kesan
mendalam bagi kami. Tak lupa kami tampilkan cuplikan event malam itu
dalam sebuah video berdurasi singkat. Selamat meikmati dan kami tetap terbuka
untuk segala bentuk korespondensi. Kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Surabaya Town Square, atas support-nya yang mengijinkan kami berpartisipasi
dalam event terkait dan senantiasa mendukung campaign #WaniMetu yang kami usung.
Matursuwun dulur! -SJC- #WaniMetu
Dulur-dulur, informasi ringan saja bahwa akhir-akhir ini kami lebih menggiatkan, atau istilah kerennya kami makin intens untuk berkegiatan bermain bola. Mulai dari futsal, mini soccer 8 vs 8, hingga outdoor soccer 11 vs 11 telah teragendakan dalam action plan kami . Bagi kawan-kawan di wilayah Surabaya dan sekitarnya yang ingin kumpul-kumpul sambil berkeringat dan berolahraga, kami daulat untuk bergabung dengan kami. Tidak harus menjadi seorang kolektor jersey, semua boleh merapat dan bergabung! Syaratnya sederhana, main tidak dengan emosi dan wajib saling menjaga kaki kawan maupun lawan saat bermain, dan tentunya ikut beretribusi membayar patungan lapangan, simple to! :)
Monggo yang ingin bergabung, bisa langsung merapat dengan mengirimkan kontak anda ke alamat email kami: sjcsurabaya@gmail.com dan akan kami konfirmasikan jadwal bermain kami yang bisa diikuti oleh dulur sekalian via notifikasi e-mail maupun metode komunikasi lainnya sesuai kebutuhan. Ayo nggolek keringet lur, melok bal-balan!
Sabtu 30 Mei 2015. Kami blusukan ke sebuah wilayah di daerah barat Surabaya. Kali ini misi kami ialah menonton secara langsung partai U-40 yang menurut informasi salah seorang anggota SJC, banyak diikuti oleh para eks pemain Persebaya dan Mitra (kemungkinan juga Assyabaab) dari era Perserikatan-Galatama maupun awal Liga Indonesia. Benar saja beberapa pemain yang familiar dan masih dapat kami kenali seperti Syamsul Arifin, Maura Helly, Zainal Suripto, Agus Salim, Reynold Pieters, Djatmiko, Hartono turut bermain dalam pertandingan sore itu. Kamipun mulai mengambil beberapa dokumentasi team Rosita (team yang digawangi beberapa pemain yang telah kami sebutkan tadi) saat mereka bertanding. Masih nampak jelas bagaimana sisa-sisa kejayaan dan kualitas mereka saat bermain. Nampak jelas dengan usia yang sudah tidak muda lagi, bahkan beberap diantara mereka telah berusia diatas 40 Tahun, namun masih dapat menunjukkan mobilitas, akurasi passing dan penyelesaian yang ekselen.
Syamsul Arifin (Oranye).
Syamsul Arifin misalnya, dengan usia yang paling senior diantara rekan-rekannya (di atas 50 Tahun), masih mampu bermain apik di sisi sayap dan melakukan banyak crossing cantik dari sisi kanan. Reynold Pieters tak kalah menunjukkan kualitas, mobilitasnya masih luar biasa, passing-passing pendeknya dan ketenangannya masih sangat nampak. Agus Salim juga tak kalah elegan berperan sebagai playmaker, beberapa kali melakukan key pass pada pertandingan yang berkesudahan dengan skor 4-0 untuk kemenangan Rosita atas lawannya, dimana semua gol diborong oleh striker kawakan Djatmiko. Jujur saja, beberapa kali kami dibuat kagum oleh skill mereka, dan memaksa kami merasa "malu" dengan teknik main bola kami sebagai anak muda :'D
Di akhir pertandingan saatnya kami merapat ke beberapa legenda yang berkaitan dengan koleksi jersey yang kami bawa. Dan mulailah kami bercengkerama dan meminta tanda tangan kepada Djatmiko -yang cukup kaget dengan jersey yang kami sodorkan-, Reynold Pieters -yang masih dapat mengenali kami, hasil dari pertemuan dengan beliau beberapa waktu lalu-, dan juga Hartono. Sebagai tambahan informasi, ketiga sosok pemain tersebut merupakan pelaku sejarah langsung ketika Persebaya Surabaya menjuarai Liga Indonesia (Liga KANSAS) pada tahun 1997.Sebuah kehormatan bagi kami untuk dapat bersilahturahmi.
Djatmiko membubuhkan tanda tangannya.
Cak Yudha (SJC) bersama Hartono.
Van Joel (SJC) bersama Reynold "Koko" Pieters.
Jersey Kansas 97 dan Reebok 98-lah yang menjadi "kanvas" kami pada sore hari itu. Dengan perbincangan singkat dengan ketiganya mengenang kembali era-era jaya pada saat mereka masih aktif sebagai pemain profesional, akhirnya napaktilas kami tutup dengan bertukar kontak dengan para legenda tersebut. Harapan kami akan dapat menjaga semangat dan eksistensi SJC dalam bersumbangsih untuk sepakbola Surabaya, Kota kami tercinta! Dan bagi kami, para legenda tak akan pernah dilupakan! -SJC- #WaniMetu